Materi Pertemuan Ortu SIUBA

Bagi ayah ibu yang hari Ahad lalu belum sempat hadir, sempatkan buat baca ini bentar ..
Agak panjang tapi ga ada salahnya baca sampai tuntas ,,

Diantara materi yang disampaikan ketika pertemuan hari Ahad tanggal 22 Oktober 2017 adalah :

1. Pengajaran berbeda dengan pendidikan.
Pengajaran biasa dilakukan oleh sekolah dan lembaga, sedangkan pendidikan adalah untuk membentuk moral, akhlak, karakter dan ini dilakukan oleh orangtua.

2. Apakah sekolah bisa mendidik?
Perlu diketahui, bahwa orangtua adalah pendidik terbaik. Karena orangtua memiliki modal berupa cinta, kasih sayang, intuisi, fitrah, dan ilham.
Sedangkan sekolah hanya bisa mengajar saja, hanya mentransfer ilmu,dan bukan mendidik.

3. Oleh karena itu sekolah hanya sebagai fasilitator dan partner orangtua dalam mendidik putra-putrinya.

4. Pendidikan berbasis fitrah yang kita terapkan disekolah, orientasi terbesar sebenarnya adalah pendidikan untuk orangtua. Disini kita menginginkan agar para orangtua pun juga belajar.

5. Kesalahan pendidikan terbesar adalah ; orangtua melimpahkan tanggungjawab pendidikan sepenuhnya hanya kepada sekolah.

6. Akibatnya pendidikan karakter menjadi terabaikan sehingga tumbuhlah generasi yang lemah karakternya, alay, cepat baligh namun lambat aqil.

7. Untuk menumbuhkan fitrah dalam jiwa kita dan anak-anak kita, maka yang dilakukan adalah dengan menyadarkan, mengexplorasi, bukan dengan membiasakan tanpa menyadarkan, hanya menyuruh atau bahkan memaksa.

8. Sering kali kita mengeluh bahwa anak-anak masih males sholat, sehari sholat paling Cuma sekali aja waktu maghrib, namun jika sholat maghrib itu atas kesadaran sendiri itu lebih bagus daripada sholat lima waktu tapi karna terpaksa, toh anak kita masih kecil belum wajib sholat. Teruslah beri motivasi dan tumbuhkan kecintaan dirinya terhadap sholat, sehingga tumbuh kesadarannya tentang sholat. Dan diharapkan dia sholat atas kemauan sendiri.

9. Sering kali kita mengeluh anak-anak males ngaji, ngajinya cuma sedikit, cuma satu surat aja, ketahuilah bahwa kalau dia ngaji Cuma sedikit tapi atas kesadaran sendiri, itu lebih baik daripada anak nurut mau ngaji tapi karna terpaksa. Nanti hasilnya pun akan berbeda antara yang kemauan sendiri dan yang terpaksa.

10. Sekolah sudah berupaya, berusaha dan berfikir keras untuk menumbuhkan iman putra-putri ayah ibu sekalian. Sekarang pertanyaanya : Apa usaha yang sudah ayah ibu lakukan dirumah untuk menumbuhkan keimanan putra-putrinya?

11. Akan sangat percuma pengajaran di sekolah jika ternyata tidak dibarengi usaha ayah ibu sekalian untuk menumbuhkan keimanan anak-anak kita.

12. Disekolah anak-anak kita ajarkan ngaji, tapi sering juga kita dapati disekolah ada yang nyanyi dangdut dengan lirik yang saya rasa tidak pantas dinyanyikan anak-anak.

13. Sungguh para ulama mengatakan, ?Tidak akan pernah terkumpul dalam hati seorang hamba, antara cinta al-qur?an dan cinta nyanyian?. Yakinlah?.mana mungkin kita mengharapkan anak hafal qur?an tapi yang disetel dirumah tiap hari isinya nyanyian dan dangdutan..??

14. Maka disini orangtua adalah teladan, ciptakan atmosfer kesholihan di rumah-rumah kita.

15. Karena mendidik adalah MENTRANSFER KESHOLEHAN. Anak akan merasakan getaran kesholihan dari orangtuanya.

16. Lalu bagaimana jika orangtua tidak mensholehkan dirinya, masih suka maksiat namun ingin agar anaknya sholeh? Apa yang akan ia transfer kepada anaknya?..Apa ini masuk akal?..

17. Mulai sekarang mari kita fikirkan bersama, apa yang sudah saya lakukan untuk menumbuhkan keimanan anak-anak kita..bukan hanya dipasrahkan sekolah..

18. Di sekolah kita ada program TOUR DE TALENT : acara keluar sekolah yang kita adakan minimal 1 bulan sekali, tujuannya agar anak-anak tau lingkungan sekitar, tau profesi-profesi apa saja yang ada, untuk melihat kehidupan nyata secara langsung. Dan anak-anak perempuan adaKELAS PUTRI dimana kita arahkan agar siap menjadi seorang istri yang baik.

19. Belajar bersama alam, belajar bersama kehidupan, memaknai setiap kejadian untuk menumbuhkan keimanan, membangkitkan gairah belajar, dan memetakan potensi serta bakat anak.

20. Oleh karena itu sekolah mungkin akan ngrepoti ayah ibu sekalian untuk pengadaan mobil ataupun sarana penunjang jika diperlukan. Ingat, bahwa sekolah kita adalah berbasis komunitas. Dari kita dan untuk kita.

21. Ayah ibu ndak usah terlalu dipusingkan masalah seragam, aslinya malah kita tidak mengharuskan pakai seragam, karna esensi sekolah adalah belajar, bukan seragamnya. Waktu zaman saya dulu masih kecil Pernah ada kejadian nggak mau sekolah hanya karena seragam, dan saya nggak mau hal itu terulang kembali.

22. Jadi yang seragamnya basah, belum kering, kotor atau belum dicuci..yang penting berangkat saja anaknya. Jangan diributkan masalah seragam.

23. SPP. Sebenarnya uang SPP yang ayah ibu bayarkan ke sekolah itu belum cukup untuk menggaji guru yang ada di sekolah. Beruntung berkat pertolongan Allah kita dibantu Yayasan Baitusysyukur untuk pengadaannya.

24. Sehingga..Jangan sampai kita punya pikiran : sudah bayar mahal-mahal kok sekolahnya Cuma kayak gini

! Silahkan kalau seperti itu monggo anaknya bisa di didik sendiri dirumah.

25. Kita lihat penitipan anak saja 1 bulan bisa RP.400.000, disini kita Cuma Rp.180.000. Dengan SPP sejumlah itu kita berupaya untuk menumbuhkan keimanan, minat belajar, memetakan bakat anak..

26. Oleh karena itu?

27. Ikhlaslah dalam memberikan biaya pendidikan untuk anak-anak kita.

28. Keluarkanlah biaya pendidikan untuk putra-putri kita semampu kita. Bagi yang mampunya sedikit ya tidak masalah.

29. Namun bagi yang diberi kemampuan dan kelebihan harta oleh Allah, jangan sampai rasa kikir dan cinta harta bercokol dalam hati kita..

30. Yakinlah Allah pasti akan mengganti jauuuh lebih baik dari apa yang ayah ibu keluarkan untuk sekolah.